A. Definisi
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA (Cerebro
Vaskular Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang
sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak dan yang sering ini adalah kulminasi penyakit cerebrovaskuler
selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United State.
Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia antara
75 – 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996, hal 176).
B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
- Trombosis (Bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
- Embolisme cerebral (Bekuan darah atau material lain)
- Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak)
C.
PATHWAYS STROKE NON HEMORAGIK
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada
daerah dan luasnya daerah otak yang terkena.
- Pengaruh terhadap status mental
Tidak sadar : 30% – 40%
Konfuse : 45% dari pasien biasanya
sadar
- Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:
Hemiplegia kontralateral yang
disertai hemianesthesia (30%-80%)
Afasia bila mengenai hemisfer
dominant (35%-50%)
Apraksia bila mengenai hemisfer
non dominant(30%)
- Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:
hemiplegia dan hemianesthesia
kontralateral terutama tungkai (30%-80%)
inkontinensia urin, afasia, atau
apraksia tergantung hemisfer mana yang terkena
- Daerah arteri serebri posterior
Nyeri spontan pada kepala
Afasia bila mengenai hemisfer
dominant (35-50%)
- Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:
Sering fatal karena mengenai
pusat-pusat vital di batang otak
Hemiplegia alternans atau
tetraplegia
Kelumpuhan pseudobulbar
(kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi labil)
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:
- Stroke hemisfer kanan
Hemiparese sebelah kiri tubuh
Penilaian buruk
Mempunyai kerentanan terhadap sisi
kontralateral sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan
- stroke hemisfer kiri
mengalami hemiparese kanan
perilaku lambat dan sangat
berhati-hati
kelainan bidang pandang sebelah
kanan
disfagia global
afasia
mudah frustasi
E. Pemeriksaan Penunjang
- CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark - Angiografi
serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri Pungsi Lumbal - Menunjukan adanya tekanan normal
- Mekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan
- MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
- EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
- Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
- Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
F.
Pengkajian Primer
- air way :
penilaian akan kepatenan jalan napas, meliputi adanya obstruksi jalan
napas, adanya benda asing , adanya suara napas tambahan
- breathing :
frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu napas, sesak napas,
lihat adanya pengembangan paru, auskultasi bunyi napas apakah ada suara
tambahan seperti ronchi , whezing & kaji adanya trauma dada.
- Circulation
Dilakukan pengkajian tentang tekanan darah & cardiac output serta
adanya perdarahan, status hemodinamik, warna kulit, nadi.
- Dissability
Nilai tingkat kesadaran, serta ukuran & reflek pupil.
J. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan terputunya aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema serebral
- Dibuktikan oleh :
- Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori
- Perubahan respon sensorik / motorik, kegelisahan
- Defifit sensori, bahasa, intelektual dan emosional
- Perubahan tanda tanda vital
- Tujuan Pasien / Kriteria evaluasi :
- Terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor
- Menampakan stabilisasi tanda vital dan tidak ada PTIK
- Peran pasien menampakan tidak adanya kemunduran / kekambuhan
- Intervensi Keperawatan :
- Independen :
- Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi individu/ penyebab koma / penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
- Monitor dan catat status neurologist secara teratur
- Monitor tanda tanda vital
- Evaluasi pupil: ukuran bentuk kesamaan dan reaksi terhadap cahaya
- Bantu untuk mengubah pandangan, misalnay pandangan kabur, perubahan lapang pandang / persepsi lapang pandang
- Bantu meningkatakan fungsi, termasuk bicara jika pasien mengalami gangguan fungsi
- Kepala dielevasikan perlahan lahan pada posisi netral .
- Pertahankan tirah baring, sediakan lingkungan yang tenang, atur kunjungan sesuai indikasi
- Kolaborasi :
- Berikan suplemen oksigen sesuai indikasi
- Berikan medikasi sesuai indikasi :
- Antifibrolitik, missal aminocaproic acid (amicar)
- Antihipertensi
- Vasodilator perifer, missal cyclandelate, isoxsuprine.
- Manitol
- Ketidakmampuan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuscular, ketidakmampuan dalam persespi kognitif
- Dibuktikan oleh :
- Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik: kelemahan, koordinasi, keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot.
- Tujuan Pasien / Kriteria evaluasi :
- Tidak ada kontraktur, foot drop.
- Adanya peningkatan kemampuan fungsi perasaan atau kompensasi dari bagian tubuh
- Menampakan kemampuan perilaku / teknik aktivitas sebagaimana permulaanya
- Terpeliharanya integritas kulit
- Intervensi Keperawatan :
- Independen :
- Rubah posisi tiap dua jam (prone, supine, miring)
- Mulai latihan aktif / pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas
- Topang ekstremitas pada posis fungsional , gunakan foot board pada saat selama periode paralysisi flaksid. Pertahankan kepala dalam keadaan netral
- Evaluasi penggunaan alat bantu pengatur posisi
- Bantu meningkatkan keseimbangan duduk
- Bantu memanipulasi untuk mempengaruhi warna kulit edema atau menormalkan sirkulasi
- Awasi bagian kulit diatas tonjolan tulang
- Kolaboratif :
- onsul kebagian fisioterapi
- Bantu dalam meberikan stimulasi elektrik
- Gunakan bed air atau bed khusus sesuai indikasi
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan sirkulasi serebral, gangguan neuromuskuler, kehilangan tonus otot fasial / mulut, kelemahan umum / letih.
- Ditandai :
- Gangguan artikulasi
- Tidak mampu berbicara / disartria
- Ketidakmampuan modulasi wicara, mengenal kata, mengidentifikasi objek
- Ketidakmampuan berbicara atau menulis secara komprehensip
- Tujuan pasien / Kriteria evaluasi :
- Pasien mampu memahami problem komunikasi
- Menentukan metode komunikasi untuk berekspresi
- Menggunakan sumber bantuan dengan tepat
- Intervensi Keperawatan :
- Independen :
- Bantu menentukan derajat disfungsi
- Bedakan antara afasia denga disartria
- Sediakan bel khusus jika diperlukan
- Sediakan metode komunikasi alternatif
- Antisipasi dan sediakan kebutuhan paien
- Bicara langsung kepada pasien dengan perlahan dan jelas
- Bicara dengan nada normal
- Kolaborasi :
- Konsul dengan ahli terapi wicara
- Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan kerusakan batuk, ketidakmampuan mengatasi lendir
- Kriteria hasil:
- Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
- Ekspansi dada simetris
- Bunyi napas bersih saat auskultasi
- Tidak terdapat tanda distress pernapasan
- GDA dan tanda vital dalam batas normal
- Intervensi Keperawatan:
- Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
- Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memmberikan pengeluaran sekresi yang optimal
- Penghisapan sekresi
- Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
- Berikan oksigenasi sesuai advis
- Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 293-305)
DAFTAR
PUSTAKA
- Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
- Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993
- Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta, Depkes, 1996
- Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC ,2002
- Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2000
- Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university press, 1996
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar