LP MENINGITIS

Diposting oleh Rudi Mole



LAPORAN PENDAHULUAN  MENINGITIS
 

Defenisi Meningitis
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Mnengitis adalah radang umum pada araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, reketsia, atau protozoa, yang  dapat terjada secara akut dan kronik.
Meningitis adalah infeksi intrakranial dapat melibatkan jaringan otak atau lapisan otak dan medulla spinalis atau adanya akumulasi bebas atau terbentuknya pus berkapsul dalam  otak.

Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.

Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria, Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

Patofisiologi
Luka Pembedahan Kelainan system saraf pusat
Bakteri
Injury neuronal
Perubahan permeabilitas sawar darah
Reaksi inflamasi
Hiperemis dan edema
Exudasi pada otak
                                                 

Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang. Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius. Pengkajian Pasien dengan meningitis  Riwayat penyakit dan pengobatan. Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini orangtua harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul pada anak seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu anak untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.

Manifestasi Klinik
Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku. Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
Sakit kepala, anak menjadi rewel Sakit-sakit pada otot-otot
Reaksi pupil terhadap cahaya.
Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI)
Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis. Nausea Vomiting Demam Takikardia
Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
Anak merasa takut dan cemas.


Komplikasi
Hidrosfalus
Meningococcal
Efusi subdural
Perdarahan adrenalbilateral


Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa. Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.


Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.

Pengobatan
Pengobatan biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai. Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :
Antibiotik
Organisme
Penicilin G
Gentamicyn
Chlorampenikol
Pneumoccocci
Meningoccocci

1.      Imunisasi Sistem Jumbo
No
Usia
Jenis Imunisasi
1
2
3
4
5
6
0-7 bulan
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Hepatitis BI
BCG
Hepatitis B II, DPT I, Polio I
Hepatitis B III, DPT II, Polio II
DPT III, Polio III
Campak, Polio IV
       ( Dep.Kes )

B. Konsep tumbuh kembang / ukuran sel dan interseluler.
Tumbuh adalah proses bertambahnya / dimensi akibat penambahan jumblah
Kembang (berkembang) adalahproses pematangan / malnutrisi funsi organ tubuh termasuk berkembangnyakemampuan mntal inteligensi prilaku anak.
Berikut adalah karakteristik usia toddler
Karakteristik fisik
1.      Berat badan anak bertambah
2.      Tinggi bertambah pada usia
Perkembangan  motorik kasar
1.      Umur 1- 10 tahun – aktivitas motorik kasar dibawah kendali keterampilan  kognitif dan kecerdasan, secara bertahap meningkat irama, keterampilan fisik, kekuatan dan daya tahan juga meningkat.
2.      Umur 10 -12 tahun – tingkat energi tinggi dan peningkatanarah dan kendali dari kemampuan fisik.
Perkembangan motorik halus
1.      Menunjukkan menun

      C. konssep dasar asuhan keperawatan
1.      penkajian
Pengumpulan data yang adekuat dan sistemetis untuk membantu penentuan status kesehatan yang membantu tindakan keperawatan.
*      Idenntitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat.
*      Biodata penanggung jawab
Nama,umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, hubungan dengan  klien, alamat.
*      Biodata medis
No register, diagnosa medis, tanggal, masuk, alasan masuk.
*      Keluhan utama
Keluhan utama yang ditemukan pada klien
*      Riwayat penyakit sekarang
P. Provokatif / paliatif / problem :penyebab / masalahnya
Q. Qulity / quantity : bagaimana rasannya.
R . Region / rediatin : dimana lokasinya ( penyebarannya )
S. Severitty scale : apakah yang mempengaruhi, memperberat dan memperingan..
T. Time: waktu: lama terjadinya
*      Riwayat penyakit dahulu
Apakah waktu kecil klien pernah mengalami demam, batuk dan pilek.
*      Riwayat psiko sosial spiritual
Psiko       : bagaimana keadaan emosional klien.
Sosial      : bagaimana interaksi dan klien palinag dekat dengan siapa.
Spiritual  : apa agama dan keyakinan yang dianut klien.

Data dasar pengkajian
*       Aktivitas
Gejala : malaise / lemah.
Tanda : ataksia, malas berjalan, kelumpuhan, gerakan infolometer, kelemahan secara umum, keterbatasan rentang gerak.

*      Sirkulasi
Gjala :  adanya riwayat karadiopatologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit jantung konginital.
Tanda : takikardi
*      Eliminasi
Tanda : adanya inkontenensia dan / atau retensi
*      Makanan / cairan
Gejala :kehilanan nafsu makan, kesulitan menelan,
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering

*      Hygiene
Tanda : ketergantungan pada setiap kebutuhan perawatan diri
*      Neurosensori
Gejala : sakit kepala, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, kejang
Tanda : kesadaran : latargi sampai kebingungan hinga koma, kehilangan memori, tanda brudzinki dan kerning positif
*      Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala, ketegangan: leher / punggung kaku, nyeri pada pergerakan okuler 
Tanda : gelisah, menangis
*      Pernapasan
Gajala : adanya riwayat sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernapasan, perubahan mental
*      Keamanan
Gejala : adanya riwayat saluran pernapasan
Tanda : suhu meningkat, diaforesis, menggigil
1.      Dignosa yang mungkin muncul pada meningitis
*      Perubahan perfusi serebral berhubungn dengan proses inflamasi:
intervensi :
*      Observasi tingkat kesadaran
*      Menilai status neorologi stiap 1-2 jam
*      Monitor adanya peningkatan TIK
*      Catat setiap kejang yang terjadi lamanya kejang dan aura
*      ,Menyiapkan alat bila terjadi kejang
*      Melakukan latihan fasif / aktif (ROM )
*      Monitor tanda-tanda vital
rasional
*      Kewaspadaan orintasi, mudah terstimulasi, latergi, rspon yang tidak tepat
*      Mengetahui respon pupil, kemampun mengikuti gerak, gerakan mata, reflek, kejang dan respon verbal
*      Mengetahui peningkatan lingkar kepala, fontanl menonjol, meningkatnya tekanan darah,  menurunnnnya nada, naas tidak teraturgelisah binggung, gelisah, perubahan pupil, difisit pupol, kejang
*      Mengetahui frekuensi kejang
*      Mengantisipasi terjadinya kejang
*      Mengantisipasi terjadinya kekakuan
*      Mengetahui peningkatan temperatur, meningkatnya pernapasan, nadi dan tekanan darah
*      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot-otot pernapasan, ketidak mampuan untuk batuk, dan penurunan kesadaran
Intervensi :
*      Auskultasi suara pernafasan setiap 2 jam
*      Monitor frekuensi pernapasan, kulit, kuku, dan membran mukosa
*      Monitar analisa gas darah
*      Pertahankan kepatenan jalan napas
*      Berikan oksigen sesui indikasi
Rasional
*      Mengetahui adanya suara tambahan ( wheezing, crackles )
*      Mengetahui adanya sianosis
*      Mengetahui adanya hypoxia
*      Mempertahankan napas yang adekuat
*      Memenuhi kebutuhan oksigen
*      Resiko injury berhubungann dengan disorientasi, kejang dan gelisah
Intervesi
*      Kaji tanda-tanda komplikasi
*      Kaji status neorologi secara ketat
*      Kaji status peernapasan
*      Hindari peningkatan TIK
Rasional :
*      Mengetahui bahaya komplikasi yang akan memperberat kondisi klien
*      Mengetahui perubahan-perubahan neorologi yang terjadi
*      Memastikan jalan napas adekuat
*      Melakukan penghisapan lendir, batuk, dan mengejan
*      Perubahan proses berfikir berhubungan dengan perubahan tingkat kesadaran
Intervensi ;
*      Mengajak anak untuk berkomunikasi
*      Menyajikan mainan yang disukai
*      Memanggil dengan nama yang disukai anak
Rasional :
*      Mengorientasikan secara verbal, kepada anak, tempat dan waktu
*      Menghindari kejenuhan pada anak saat berkomunikasi
menimbulkan kesenangan pada anak
*      Kuranngnya volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake cairan, hilang cairan yang abnormal
Intervensi:
*      Observasi adanya tanda-atanda dehidrasi
*      Menimbang berat badan setiap hari
*      Berikan cairan dengan sering dalam jumblah kecil
*      Monitor tanda- tanda vital
Rasional:
*      Mengetahui kehilangan cairan yang berkebih
*      Mengetahui penurunan berat badan yang terjadi
*      Untuk pemenuhan cairan yang adekuat
*      Mengetahui keadaan umum klien
*      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
Intervensi :
*      Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi
*      Anjurkan pada keluaraga memberikan makan sering dalam porsi kecil
*      Anjurkan anak makan secara perlahan
*      Menimbang berat badan setiap hari
*      Mengurangi intake cairan saat makan
Rasional ;
*      Untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
*      Untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi
*      Maenghindari tersedak
*      Mengetahui penurunan berat badan yang terjadi
*      Untuk menghindari distensi lambung
*      Kecemasan berhubungan dengan situasi yang mengancam
Intervensi :
*      Menkaji perasaan dan persepsi orang tua terhadap perasaan kecemasan
*      Fasilitasi orang tua untuk mengeksprsikan kecemasan
*      Mengajarakan tehnik relaksasi yang sederhana
*      Memberi dukungan pada orang tua
Rasional :
*      Mengetahui suasana perasaan orang tua
*      Orang tua dapat menceritakan suasana perasaannya saat ini
*      Mengurangi rasa cemas
*      Menurangi kecemasan yang dirasakan

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut